09 November 2009

Apa Jaminanmu?

*** Cocok dibaca oleh para bankir guna menambah wawasan.

Pak Kirno dari kampung pergi ke Bank BRI untuk meminjam uang sebanyak Rp 5 juta. Petugas bank bertanya, “Untuk apa uang sebanyak itu, Pak?”

“Saya akan membeli perhiasan dan menjualnya di kampung,” jawab Pak Kirno.

“Apa yang Bapak miliki sebagai jaminan?” tanya si petugas.

“Saya tidak tahu, apa itu jaminan?”

“Sesuatu yang bernilai, yang akan menutupi kerugian pinjaman jika Bapak tidak bisa mengembalikannya ke bank. Apa Bapak mempunyai kendaraan?”

“Ya, saya punya mobil Kijang Pickup tahun 1982.”

Petugas bank menggelengkan kepalanya dan bertanya lagi, “Bapak punya ternak?”

“Ya, saya punya sapi.”

“Berapa usianya?”

“Saya tidak tahu, tapi sekarang dia sudah tidak punya gigi lagi.”

Akhirnya, si petugas memberikan juga pinjaman kepada Pak Kirno.

Tiga minggu kemudian, Pak Kirno datang kembali ke bank tersebut. Dia membuka tas kumalnya dan mengeluarkan uang yang banyak untuk melunasi utangnya. “Ini uang untuk membayar utang saya,” katanya seraya memberikan seluruh uangnya.

“Tapi Pak, ini banyak sekali, melebihi jumlah yang Bapak harus bayar. Bagaimana dengan sisanya, apa yang akan Bapak lakukan?”

“Ya, saya simpan di kantong saya.”

“Kenapa uang Bapak tidak disimpan dalam bentuk rekening tabungan saja di bank?”

“Saya nggak ngerti, apa itu rekening tabungan.”

“Maksudnya, Bapak taruh uang Bapak di bank, dan akan dapat bunga setiap bulan.”

“Lalu, jaminan apa yang mau Anda berikan?”

* * *

Sumber: Manna Sorgawi, 7 November 2009

Bukan sekadar copy dan paste. Ada ongkos ngetik dan ngeditnya tuh! – 246 kata

Salam,
Paulus
www.facebook.com/pherlambang

12 Juni 2009

Teh Pahit, Bikin Pahitnya Pakai Apa?

Oleh Hasan Saleh

Sekitar tahun 1990-an saya bertugas di Sulawesi Selatan. Saat itu kami sedang dalam perjalanan ke luar kota dan kami berhenti untuk makan siang di sebuah restoran di suatu kota yang cukup besar.

Teman-teman memesan minuman, ada yang pesan jus jeruk, jus tomat, jus jambu. Saya ingin segera minum karena sudah haus sehingga saya pesan yang cepat saji yaitu minuman teh pahit.

Kemudian saya tunggu hampir setengah jam, teh pahitnya ngga nongol-nongol padahal jus jeruk, jambu dan tomat sudah pada nongol dan sudah diminum sampai habis oleh teman-teman.

Saya bengong, lalu saya tanya sama pelayan mana teh pahitnya mbak? Jawabnya: "Pak, saya bingung mencari buat pahitnya pakai apa ya?

Dalam hati saya "Sialan," dasar kurang gaul, teh pahit aja tidak tahu. Maka saya tanyakan lagi, kalo teh tawar ada? Ya ada pak kalo teh tawar. Lha mbok dari tadi ngomong donk, kan saya sudah haus. Jadi siapa yang salah ya?

Kedua masih di Sulawesi Selatan

Di daerah perumahan yang saya tinggali, tiap malam tidak ada air PAM alias gantian/giliran. Adanya siang hari doank.

Suatu pagi sebelum berangkat ke kantor saya pesan sama pembantu untuk nguras bak mandi dan bersihkan karena sudah kotor airnya.

Sorenya saya pulang kantor, saya kaget kenapa bak mandi tidak ada airnya? Kemudian saya tanyakan ke pembantu kenapa airnya tidak ada? Kan kalo siang PAM ngocor?

Dia bilang, bapak kan perintahkan saya untuk menguras? Waduh rupanya hanya dikuras saja tanpa diisi air lagi, cilaka deh aku!!!!!

11 Juni 2009

Sok Tahu, Keras dan Salah

Oleh Roy Djanegara

Kejadian ini benar-benar terjadi sekitar tahun 1979-80an di rumah keluarga kami.

Saya punya pembantu tiga orang anak-beranak: satu orang ibu dan dua orang anaknya. Anak yang besar berumur 17 tahun perempuan dan yang kecil laki-laki berumur 2 tahun pada waktu itu.

Ceritanya kami sedang menonton acara televisi, kebetulan sedang menceritakan binatang liar di Afrika.

Gambar yang terlihat di layar adalah seekor singa jantan sedang beristirahat. Seperti biasa kaum singa, yang jantan beristirahat sementara istri-istrinya sibuk mencari makan.

Si anak yang kecil bertanya kepada ibunya, "Mak, itu binatang apaan sih?" Si ibu menjawab, "Taaaauuu, keboo kali..."

Kami semua yang kebetulan ada di ruang TV tertawa semua termasuk anak perempuan pembantu kami yang berumur 17 tahun tadi.

Setelah selesai tertawa si anak perempuan tadi berkata, "Ha ha ha emak, emak… kebo lagi, sapi kali mah!!!" Kami yang mendengar tambah seru ketawanya, udah sok tahu, keras, salah lagi.

Tapi emang anak perempuan ini agak sableng. Suatu hari saya minta kopi segelas. Engga lama kemudian anak ini datang dan bertanya, "Pake gula engga…" Saya bilang, "Ya iya dong, masa kopi engga pake gula, mana enak."

Setelah itu anak tersebut menghilang ke belakang. Tak lama kemudian datang lagi membawa gelas berisi bubuk kopi dan gula. Dia bertanya, "Pake air engga…?"

Sumpah ini kejadian beneran.

Lelucon Terbaru